Jakarta, Kemdikbud --- Perjalanan pengiriman
buku Kurikulum 2013 oleh perusahaan penyedia pemenang lelang tidak
selancar yang dibayangkan. Banyak pihak penyedia yang memiliki modal
kecil hampir menyerah karena kapasitas
pencetakan buku yang besar dan sulitnya teknis pembayaran di beberapa
sekolah. Sulitnya pembayaran yang dilakukan oleh beberapa sekolah
membuat cash flow pihak perusahaan tersebut terganggu, sehingga
pengiriman buku ke sekolah lainnya pun menjadi terlambat.
Hal
tersebut disampaikan Ketua Pokja Buku Kurikulum 2013, Lembaga Kebijakan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah Yulianto, saat dihubungi melalui
telepon, Kamis (28/08/2014). “Cash flow perusahaan penyedia terganggu
karena pembayaran di beberapa sekolah susah dengan teknis yang agak
rumit. Ini menjadi salah satu penyebab keterlambatan pengiriman buku,”
ujar Yulianto.
Yulianto memberikan contoh, ketika pihak
penyedia datang ke sekolah untuk mengirimkan buku menggunakan truk,
sesampai di sekolah, kepala sekolah tidak ada di tempat. Hal tersebut
membuat pihak penyedia bingung karena tidak dimungkinkan buku kembali.
Apabila pengirim buku harus dikembali, dan di kirimkan esok hari, maka
pihak penyedia akan terkena biaya pengiriman ganda.
“Sulitnya
pembayaran yang dilakukan oleh beberapa sekolah menghambat penyedia
mencetak buku, karena dana sudah habis, dan barangnya pun habis, serta
untuk beli kertas sudah tidak sanggup,” ungkapnya.
Melihat
tidak lancarnya pengiriman dan pembayaran buku Kurikulum 2013, kata
Yulianto, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), Direktorat
Jenderal Pendidikan Menengah mengambil alih pembayaran buku Kurikulum
2013. Bagi sekolah yang kesulitan melakukan pembayaran buku Kurikulum
2013, tetap dapat memesan buku, dan pembayaran dilakukan oleh Kemdikbud.
Kebijakan ini, kata dia, dapat membantu pihak penyedia dalam
mengirimkan buku Kurikulum 2013.
“Pengiriman buku bisa diurai
apabila pembayarannya lancar. Sehingga cash flow pihak penyedia tidak
terganggu, dan dapat terus produksi, serta mendistribusikan buku
Kurikulum 2013 ke sekolah – sekolah,” pungkas Yulianto. (Seno
Hartono/Sumber: kemdikbud.go.id/Pengunggah: Erika Hutapea)
sumber : Kemdikbud
No comments:
Post a Comment