smp6

Monday, August 18, 2014

Kepala Sekolah Bantu Guru Hadapi Kesulitan dengan Supervisi Akademik

Jakarta, Kemdikbud --- Kepala sekolah memiliki tugas manajerial di lingkup sekolah. Sebagai seorang guru dengan tugas tambahan, kepala sekolah memiliki tanggung jawab untuk mengatur dan mengawasi agar proses pembelajaran dapat terjadi secara efektif dan menyenangkan.
Dalam implementasinya, para guru kerap menemui hambatan baik dalam penguasaan materi pembelajaran maupun ketika berhadapan dengan peserta didik. Salah satu best practice yang diterapkan oleh Petrus Pe Mano, Kepala Sekolah SMAN 1 Sabu Tengah, Nusa Tenggara Timur, dalam merangkul para pendidik dan tenaga kependidikan di sekolahnya adalah dengan supervisi akademik.

Petrus mengatakan, model supervisi akademik ini paling cocok untuk diterapkan di sekolah yang ia kepalai. Ketika para guru mengalami kesulitan, waktu pulang sekolah akan dijadikan waktu bimbingan bagi guru oleh kepala sekolah. “Upaya ini dilakukan untuk perbaikan pembelajaran di kelas,” kata Petrus saat diwawancarai di selah-selah acara pengumuman pemenang lomba PTK Berprestasi tingkat nasional tahun 2014, di Kantor Kemdikbud, Sabtu (16/07).
Selain bimbingan langsung, Petrus mengatakan, keberhasilan proses pembelajaran akan dicapai apabila guru telah mempu menyusun rencana pembelajaran sedini mungkin. Dengan supervisi akademik yang dilakukannya, selain membimbing guru menghadapi kesulitan, juga membantu guru menyiapkan pembelajaran. Tidak hanya kepala sekolah, supervisi akademik juga dilakukan oleh guru senior kepada guru muda, maupun dari guru ahli.
Jika dihubungkan dengan implementasi Kurikulum 2013, model supervisi akademik ini sangat membantu implementasi di SMAN 1 Sabu Tengah. Guru yang telah lebih dahulu mendapatkan pelatihan, akan membagi ilmu dan pengetahuannya tentang kurikulum ini kepada rekan-rekan yang belum mendapat pelatihan. “Sarana dan prasarana memang masih kurang, tapi karena perubahan struktur kurikulum supervisi akademik itu akan sangat membantu para guru saya dalam penyusunan pembelajaran,” katanya.
Model supervisi akademik ini dibawa Petrus sebagai karya ilmiahnya ketika mengikuti pemilihan PTK berprestasi tingkat nasional tahun 2014 di Jakarta. Sebelum akhirnya diputuskan menjadi wakil Provinsi NTT ke kompetisi ini, Petrus telah melalui sejumlah lomba mulai dari tingkat kecamatan hingga provinsi. Bersama Petrus, juga hadir PTK yang terdiri dari guru, tutor, dan pengawas wakil NTT di kompetisi ini. (Aline Rogeleonick/Pengunggah: Erika Hutapea)
Sumber : Kemdikbud

No comments: