Waktu berbuka puasa seharusnya menjadi saat
bagi tubuh untuk mendapatkan kembali energi
dan cairan yang hilang setelah seharian
berpuasa. Namun pemilihan jenis minuman
ternyata juga berdampak pada proses rehidrasi
tubuh.
Menurut dokter spesialis gizi klinik Saptawati
Bardosono, minuman yang paling tepat untuk
merehidrasi tubuh adalah air putih. Hanya saja,
tidak sedikit pula orang yang lebih memilih
berbuka dengan miuman dengan rasa, seperti teh
atau kopi.
" Teh atau kopi sebenarnya juga terdiri dari air
yang dapat menghidrasi tubuh. Tapi kandungan
kafein di dalam kedua minuman itu bisa
membuat tubuh semakin kekurangan cairan,"
kata staf pengajar di Program Studi Ilmu Gizi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini
dalam talkshow kesehatan puasa di Jakarta,
belum lama ini.
Kafein merupakan zat yang bersifat diuretik atau
dapat memicu buang air kecil. Sehingga saat
minum minuman yang berkafein, kandungan
airnya memang dapat menghidrasi, namun akan
lebih cepat dikeluarkan kembali akibat sifat
diuretik tadi.
Bahkan, seringkali cairan yang dikeluarkan malah
lebih banyak daripada cairan yang dimasukan.
Inilah mengapa, minum teh atau kopi dikatakan
justru membuat tubuh bertambah dehidrasi dan
tidak disarankan sebagai minuman yang
diminum saat berbuka puasa.
Kalaupun mau minum teh atau kopi , maka
seseorang perlu minum lebih banyak air untuk
mengganti cairan yang keluar. Padahal jangka
waktu setelah berbuka hingga tidur tidaklah
panjang. Sehingga orang lebih mungkin untuk
kekurangan cairan yang tidak sempat digantinya
setelah banyak buang air kecil.
Karena itu, Saptawati menyarankan untuk
berbuka dengan air putih. Tujuannya untuk
membebaskan tubuh dari dehidrasi tanpa
memberikan dampak diuretik. Setelahnya, buah-
buahan manis seperti kurma diperlukan untuk
mengganti kadar karbohidrat dalam tubuh yang
sudah menurun setelah berpuasa seharian.
( Unoviana Kartika/Kompas.com )
No comments:
Post a Comment